Itu adalah suara keluarganya! Gum-gum tertawa gembira dan berenang ke arah suara itu. Di sana ada siput yang berada di atas sebuah batu keras di tepi sungai.
Dan berhentilah si ibu pada satu kios kecil yang tampak lebih sederhana dari yang lainnya. Di sana terlihat kaos putih juga, mirip sekali seperti di kios pertama dan matanya terbelalak melihat harganya.
Anjing hitam tersebut awalnya merupakan seekor anjing liar yang terlantar di jalan, hingga Maulana menemukannya dan merawatnya dengan baik.
Salah satu sahabat terbaik Riska yaitu Ika, dia berasal dari keluarga sederhana, rumahnya yang masih satu kecamatan dengan Riska, membuatnya gampang untuk bermain atau sekedar bertemu dengan Riska. Namun pada hari ini sahabatnya Ika tak pernah keliatan lagi, sudah hampir three minggu ini.
Cerita berlanjut dengan perjuangan Maya dan suku-suku lokal untuk melindungi Zirafanti dari ancaman. Mereka juga berusaha untuk memahami lebih dalam tentang makhluk yang misterius ini dan melindungi rumahnya, hutan yang indah.
Berikut adalah beberapa contoh cerita fiksi dalam berbagai tema yang bisa kamu jadikan sebagai referensi.
"Apa? minta maaf? kamu pikir dengan minta maaf bisa membuat barangku kembali dan masalah selesai? Enggak kan? Seenaknya aja kamu minta maaf" jawabku dengan kesal, lalu tanpa basa basi aku pergi meninggalkannya.
Pada suatu hari di hutan belantara, hiduplah seekor kancil kecil yang sangat cerdik. Ia dikenal dengan sebutan Si Kancil. Nama Si Kancil sangat terkenal di hutan tersebut karena kecerdikannya dalam mengatasi berbagai masalah.
“Tenanglah wahai raja hutan, aku tidak akan menyakitimu apalagi membunuhmu. Aku akan membantu melepaskan kayu yang tertancap di punggungmu.”
Mendengar perkataannya tersebut, singa pun terdiam seolah-olah ia mempersilahkan sang pemuda untuk menolongnya. Tak lama kemudian, kayu yang berada di punggung singa berhasil dicabut. Si pemuda langsung lari dengan cepat karena merasa takut dimakan singa.
“Aku senang seperti ini. Getah ini tidak menyakitiku. Aku akan merasa sakit jika kau lemparkan aku ke atas duri itu,” kata Kelinci Kecil sambil matanya mengerling ke arah duri pagar.
Kemudian, Si Kancil pergi ke tempat tidur harimau-harimau itu dan dengan lembut memegang ekor salah satu harimau. Ketika harimau itu merasa ada sesuatu yang menyentuh ekornya, ia bangun marah dan melihat daun besar yang diletakkan oleh Si Kancil.
Suatu hari, saat Inaq Lembain Cerpen Fiksi akan menumbuk padi, ditaruhlah anakknya di atas sebuah batu ceper disebut juga dengan batu golog dekat dengan tempatnya bekerja. Inaq berkata: "Tunggulah disini nak, jangan kemana-mana!"
Lulus dari SMA, ia melanjutkan kuliah di salah satu universitas ternama di Kota Kembang sembari bekerja. Tak hanya itu, ia pun kerap mengikuti beberapa proyek dosennya.